Bukankah terasing dirumah sendiri adalah hal yang patut kutakuti?
Ketika pergi untuk menjajal tanah kerabat dan meninggalkan semua berkas saudara.
Ketika mereka mendengar nama mu namun tak mengerti akan wujudmu.
Dan rumah pun mulai semakin ragu untuk menyebut dirinya sebagaitempat berpulan.
Tempat ini bukan lagi tempat yang patut ku kenal
Tawa mereka telah terkotak dan aku hanya mampu mengintip dari celah nya
Menyisakan sekelibat canda yang kering dan sendu yang tak aku tahu.
Dan empati pun kini tak mampu menembus kelambu.
Bermain peran kini aku dirumah sendiri.
Sebagai penduduk yang seakan tak pernah pergi.
Namun sebenarnya terpasung dalam memori yang tak pernah terbagi.
Membiarkan dalam sepi mengoyak waktu di kala ramai berdiri.
Bisikan bisikan pun hadir.
Bertanya akan siapa aku di dalam benak kotaku
aku tak tahu.
Namun semoga waktu kan membunuh segala batas
Dan memasukan aku di dalam kertas
Karena terasing dirumah sendiri adalah hal yang menakutkan.
tempat/sampah.
12 December 2014
12 November 2014
Ubud
Aku mencintai tempat ini bukan karena keberadabannya.
Namun karena ketidak beradaban nya yang membuatku jauh lebih beradab.
Raungan pagi bukanlah motor motor yang menderu
Melainkan bisik pagi yang konon hanya memberi inspirasi.
Menyentuh dengan lembut
Menyapa dengan santun.
Dan aku pun turut dalam lamun.
bukan lamun akan mimpi kosong, namun sebuah lamun untuk mencipta akan karya.
Aroma yang kucium adalah kebebasan.
Bukan sesuatu yang harus kupilah di antara kebiadaban nya.
Membiarkan ku bernafas tanpa harus mengeras
Dan setiap hembus membuatku mati dan pergi ke surga.
Paras yang kutatap bukanlah keangkuhan yang bersembunyi di dalam beton dan batu.
Melainkan sebuah kesederhanaan dan pengertian akan makna menjadi individu.
Berbaur di dalam surya yang terpantul dalam hamparan hijau
Dan mengizinkan aku mengingat bahwa kebahagiaan ada di dalam butiran padi.
Ini mukjizat.
Nabi siapapun yang menjaga nya. Ini mukjizat.
Karena manusia di manusiakan disini.
Tumbuhan di tumbuhkan dan Hewan di kawankan
Senja menggelinding dari tahta nya.
Sembari aku meringkuk dan bersyukur
Sambil tersenyum nyinyir dan bertanya mengapa hanya ada segelintir.
Mengapa tidak semua terbangun dan tersadar seperti disini?
Namun karena ketidak beradaban nya yang membuatku jauh lebih beradab.
Raungan pagi bukanlah motor motor yang menderu
Melainkan bisik pagi yang konon hanya memberi inspirasi.
Menyentuh dengan lembut
Menyapa dengan santun.
Dan aku pun turut dalam lamun.
bukan lamun akan mimpi kosong, namun sebuah lamun untuk mencipta akan karya.
Aroma yang kucium adalah kebebasan.
Bukan sesuatu yang harus kupilah di antara kebiadaban nya.
Membiarkan ku bernafas tanpa harus mengeras
Dan setiap hembus membuatku mati dan pergi ke surga.
Paras yang kutatap bukanlah keangkuhan yang bersembunyi di dalam beton dan batu.
Melainkan sebuah kesederhanaan dan pengertian akan makna menjadi individu.
Berbaur di dalam surya yang terpantul dalam hamparan hijau
Dan mengizinkan aku mengingat bahwa kebahagiaan ada di dalam butiran padi.
Ini mukjizat.
Nabi siapapun yang menjaga nya. Ini mukjizat.
Karena manusia di manusiakan disini.
Tumbuhan di tumbuhkan dan Hewan di kawankan
Senja menggelinding dari tahta nya.
Sembari aku meringkuk dan bersyukur
Sambil tersenyum nyinyir dan bertanya mengapa hanya ada segelintir.
Mengapa tidak semua terbangun dan tersadar seperti disini?
04 November 2014
Untuk Sahabat Yang Pulang Lebih Awal
Ia biasa pulang larut malam
Namun hari ini, ia memutuskan untuk pulang lebih awal.
Tidak biasanya kau pergi dengan terburu buru
Sehisap rokok paling tidak
Sekira nya kami tahu kau telah meninggalkan abu
Ia biasa pulang larut malam
Namun hari ini, ia memutuskan untuk pulang lebih awal.
Namun hari ini, ia memutuskan untuk pulang lebih awal.
Tidak biasanya kau pergi dengan terburu buru
Sehisap rokok paling tidak
Sekira nya kami tahu kau telah meninggalkan abu
Ia biasa pulang larut malam
Namun hari ini, ia memutuskan untuk pulang lebih awal.
Aneh betul kau pergi tanpa pamit.
Kau malah tingglkan kami teka teki yang rumit.
Dan untuk kami. Ini sulit.
Waktu memang baru pukul tujuh
Mengapa kau terburu buru kami tak tahu.
Yang jelas kini kami terjebak dalam sendu.
Meski kami tahu, yang baik ada di tempat yang terbaik.
Meski kami tahu, yang baik ada di tempat yang terbaik.
Ia biasa pulang larut malam
Namun hari ini, ia memutuskan untuk pulang lebih awal.
Namun hari ini, ia memutuskan untuk pulang lebih awal.
Mungkin kau lelah
Mungkin kau resah
Mungkin hanya Tuhan sedang butuh musik dan tawa di surga.
Ia biasa pulang larut malam
Namun hari ini, ia memutuskan untuk pulang lebih awal.
Namun hari ini, ia memutuskan untuk pulang lebih awal.
Kami kini segerombol yang kau tinggal.
Duduk mengopi segelas memori sembari terusik di dalam hati.
Karena sesuatu hilang tak terganti.
Dan bagi kami yang pulang lebih larut, kami akan terjaga.
Karena sukma mu akan di rasa meski tanpa raga
Karena sukma mu akan abadi ketika kami turut berkarya.
selamat beristirahat, see you on the other side Mas Mon.
Susi Susi Susi
Susi Susi Susi
Tampilan preman gelar menteri
Memang kenapa kalau tak beredukasi?
Bukan kah yang beredukasi malah bingung sendiri
Setahu kami yang berinstitusi tak pernah tepati janji
karena gelar nya tidak menjadikannya lebih baik dari pekerja kasar
Susi Susi Susi
Tampilan preman gelar menteri
Memang kenapa kalau tak beredukasi?
Bukankah edukasi hanyalah permainan kasta
Kasta S4 ku di atas kasta SMP mu.
Maka aku yang patut menjadi Brahmin kau cukup menjadi Pariah.
namun sekarang seorang Pariah telah menjadi Brahmin.
Karena Susi Susi Susi
Tampilan preman gelar menteri
Namun sadar bahwa edukasi bukanlah institusi
Ilmu tidak hanya di dalam buku namun juga ketika kau bernafas di luar kelas.
Dan Susi Susi Susi
Tampilan preman gelar menteri
Mungkin ia merokok namun itu lebih baik daripada cantik tapi rampok
Mungkin ia bertato namun itu lebih baik daripada kerjanya hanya berfoto.
Mungkin ia kawin cerai namun itu lebih baik daripada masalah rakyat tak terurai
Susi Susi Susi
Tampilan preman gelar menteri
Memang kenapa kalau tak beredukasi?
Tampilan preman gelar menteri
Memang kenapa kalau tak beredukasi?
Bukan kah yang beredukasi malah bingung sendiri
Setahu kami yang berinstitusi tak pernah tepati janji
karena gelar nya tidak menjadikannya lebih baik dari pekerja kasar
Susi Susi Susi
Tampilan preman gelar menteri
Memang kenapa kalau tak beredukasi?
Bukankah edukasi hanyalah permainan kasta
Kasta S4 ku di atas kasta SMP mu.
Maka aku yang patut menjadi Brahmin kau cukup menjadi Pariah.
namun sekarang seorang Pariah telah menjadi Brahmin.
Karena Susi Susi Susi
Tampilan preman gelar menteri
Namun sadar bahwa edukasi bukanlah institusi
Ilmu tidak hanya di dalam buku namun juga ketika kau bernafas di luar kelas.
Dan Susi Susi Susi
Tampilan preman gelar menteri
Mungkin ia merokok namun itu lebih baik daripada cantik tapi rampok
Mungkin ia bertato namun itu lebih baik daripada kerjanya hanya berfoto.
Mungkin ia kawin cerai namun itu lebih baik daripada masalah rakyat tak terurai
Susi Susi Susi
Tampilan preman gelar menteri
Memang kenapa kalau tak beredukasi?
Satu Ditambah Satu Sama Dengan Satu
satu ditambah satu sama dengan satu.
Bukan kah Tuhan itu esa?
Bukan kah Ia akan kekal satu?
satu ditambah satu sama dengan Satu.
lalu mengapa insan nya tak mengaku
dan bisa berkata Tuhan mu bukan Tuhan ku?
Dan di dalam khotbah mereka dengan berbangga berkata.
"Aku memiliki Tuhan dalam hidupku"
Gema angkuh merasa dirinya menjadi paling suci dan sufi.
Namun mereka lupa bahwa Tuhan tak bisa dimiliki.
Karena yang memiliki tidak akan bisa engkau miliki jadi mengapa engkau miliki rasa untuk miliki Tuhan padahal Ia memiliki kamu.
Dan di dalam khotbah mereka dengan bengis menuduh
tetap saja,
satu di tambah satu sama dengan satu.
Tuhan ku di tambah Tuhan mu sama dengan Satu.
Tuhan ku di tambah Tuhan nya sama degnan Satu
Tuhan ku di tambah Tuhan tetanggaku sama dengan Satu
Tuhan ku di tambah Tuhan para pialang, nelayan, penyair, ustad, pendeta, pastur, romo, biksu, pelacur, politikus, bunda, penjagal, pelukis, matador, dan DOR! semua ! sama! dengan ! Satu!
Tuhan itu satu
Hadir dengan nama seribu
Dan masing masing dari kami berebut untuk bertemu.
Bukan kah Tuhan itu esa?
Bukan kah Ia akan kekal satu?
satu ditambah satu sama dengan Satu.
lalu mengapa insan nya tak mengaku
dan bisa berkata Tuhan mu bukan Tuhan ku?
Dan di dalam khotbah mereka dengan berbangga berkata.
"Aku memiliki Tuhan dalam hidupku"
Gema angkuh merasa dirinya menjadi paling suci dan sufi.
Namun mereka lupa bahwa Tuhan tak bisa dimiliki.
Karena yang memiliki tidak akan bisa engkau miliki jadi mengapa engkau miliki rasa untuk miliki Tuhan padahal Ia memiliki kamu.
Dan di dalam khotbah mereka dengan bengis menuduh
"Tuhan ku yang nyata dan Tuhan mu yang fana"
Tuhan tak perlu diaku karena satu di tambah satu sama dengan satu.
Meski engkau berebut Tuhan ku dan Tuhan mutetap saja,
satu di tambah satu sama dengan satu.
Tuhan ku di tambah Tuhan mu sama dengan Satu.
Tuhan ku di tambah Tuhan nya sama degnan Satu
Tuhan ku di tambah Tuhan tetanggaku sama dengan Satu
Tuhan ku di tambah Tuhan para pialang, nelayan, penyair, ustad, pendeta, pastur, romo, biksu, pelacur, politikus, bunda, penjagal, pelukis, matador, dan DOR! semua ! sama! dengan ! Satu!
Tuhan itu satu
Hadir dengan nama seribu
Dan masing masing dari kami berebut untuk bertemu.
02 November 2014
Waktu
Bukankah menakutkan ketika waktu bukanlah sebuah jaminan?
semakin lama semakin segar
Dan andai semua didunia menua seperti air angggur
Namun ternyata tidak. oh, tidak.
Waktu bergerak maju dan semua mengeropos menjadi abu
Perlahan dan perlahan
Kita tak pernah sadar akan hal itu
Nasi mengeras dan perlahan menjadi kaku
Yang dulu asri kini hanyalah benalu
Dan pada akhirnya yang hangat akan membeku
dan yang merah akan membiru.
Waktu akan memburu, hingga akhirnya ajal mengaku.
semakin lama semakin segar
Dan andai semua didunia menua seperti air angggur
Namun ternyata tidak. oh, tidak.
Waktu bergerak maju dan semua mengeropos menjadi abu
Perlahan dan perlahan
Kita tak pernah sadar akan hal itu
Nasi mengeras dan perlahan menjadi kaku
Yang dulu asri kini hanyalah benalu
Dan pada akhirnya yang hangat akan membeku
dan yang merah akan membiru.
Waktu akan memburu, hingga akhirnya ajal mengaku.
01 November 2014
Ibu
Mereka kerap lupa bahwa yang mengandung bukanlah makhluk abadi
Yang akan terus ada disana hingga hari kau mati
Yang terus akan menyuapi dikala kau mengerang lapar
Yang terus akan menyusui dikala kau mengamuk haus
Belai mereka memanglah cuma cuma
Tapi jangan kau anggap semua main main
karena belai nya adalah tamparan bagimu
agar kau mampu mencintai hidup dan terus bernafas
Suatu hari kamu akan bernafas sendiri
tanpa seorang pun menuntunmu
dan diwaktu itu,
Kami akan biarkan kau sendiri untuk merindu.
Yang akan terus ada disana hingga hari kau mati
Yang terus akan menyuapi dikala kau mengerang lapar
Yang terus akan menyusui dikala kau mengamuk haus
Belai mereka memanglah cuma cuma
Tapi jangan kau anggap semua main main
karena belai nya adalah tamparan bagimu
agar kau mampu mencintai hidup dan terus bernafas
Suatu hari kamu akan bernafas sendiri
tanpa seorang pun menuntunmu
dan diwaktu itu,
Kami akan biarkan kau sendiri untuk merindu.
Subscribe to:
Posts (Atom)