15 September 2009

Indonesia - Malaysia

Indonesia-Malaysia. Siapa yang salah?
Orang-orang bodohnya yang gue salahkan. Memang ga bijak men-judge orang sebagai orang bodoh. Gue pun sebenarnya adalah orang bodoh. Setidaknya gue ga pernah mencela orang tanpa mengerti apa masalah sebenarnya. Dan setau gue, hanya orang bodoh yang melakukan hal tersebut.

Perselisihan saudara serumpun ini memang sudah dimulai berpuluh tahun yang lalu. Entah kenapa, sebenarnya sindrom perselisihan kaum serumpun memang tidak pernah dapat dihindari di dunia ini. India dengan Palestina, Persia dengan Arab, Jepang dengan Korea, dan masih banyak lagi.

Indonesia-Malaysia. Saudara serumpun. Apa masalahnya? perebutan budaya, perebutan pulau, perebutan batas negara, dan sebagainya. Beberapa orang berpendapat hal ini sudah cukup untuk mengangkat senjata dan perang. Bodoh. Hari ini mungkin orang itu teriak untuk perang. Mungkin jika perang benar-benar dilaksanakan, ia adalah orang pertama yang mengungsi ke tempat perlindungan. Sejarah belum pernah menuliskan ada perang yang menyenangkan. Mungkin menyenangkan bila anda adalah seorang gila akan kekejaman dan darah. Bahkan Hitler pun sebenarnya menginginkan keselarasan dalam dunia.

Gue baca milis dari Wimar Witoelar. Disana dia menuliskan bahwa budaya bisa di klaim oleh satu negara dan lebih. Negara kita dan negara tetangga berladangkan sama. Seharusnya kita tidak perlu kaget dan marah ketika dia memanen hasil yang mirip.

Batik sebenarnya adalah budaya dunia. Mereka memiliki batiknya sendiri. Motifnya berbeda. Namun, mereka mempromosikannya dengan sangat baik.

Dulu, gue juga sangat marah ketika mereka mengklaim masalah wayang. "Gue uda idup sama wayang sejak kecil! seenaknya aja lo ngaku ngaku!". Suatu hari gue ngobrol dengan seorang teman dari Kelantan. Waktu itu gue baru aja kelar dari presentasi kelas. Gue mengankat tema Wayang Kulit. Dan gue bawa sample nya kedepan kelas. Dia liat wayang gue. Dan dia bilang, "We also have some like this on my backhome." Seketika itu gue ngeliat kalo dia juga tumbuh dengan melihat hal yang sama dengan apa yang gue liat. Meski ga sedalem orang Jawa, gue yakin wayang juga uda jadi bagian dari kehidupan mereka. Kalo gue bilang wayang cuman punya kita, gue akan menjadi orang yang sangat egois. pencuri.

Seharusnya kita menanggapi semua hal ini dengan kepala dingin. Ketika mereka mengklaim (meski sebenarnya tidak pernah ada yang mengklaim) budaya budaya seperti tari pendet atau reog ponorogo yang sudah sangat jelas asalnya dari mana kita sebaiknya menanggapi semuanya dengan kepala dingin dan bijak. Bukan dengan cara mencela mereka dengan kata kata kasar yang malah akan memalukan bangsa kita. Yang hanya akan menunjukan bahwa kita orang bodoh.

Indonesia sudah menjaga budayanya dengan baik. Kini sudah saatnya Mempromosikannya ke seluruh dunia agar mereka tahu apa yang kita punya, apa yang kita miliki dinegara kita, dan seberapa kaya Indonesia.

Mari kita contoh Jepang dan Korea. Persaingan mereka membawa kebaikan untuk negara mereka. Mereka saling bersaing dan tidak pernah mau ada yang mengalah. Namun karena itu juga, secara tidak sadar, mereka bersama sama telah naik ke atas. Setiap salah satu telah naik ke sebuah level yang lebih tinggi, negara satunya akan semakin terpacu untuk melompat lebih tinggi lagi.

Tulisan ini hanyalah opini saya yang berusaha untuk menengahi perpecahan diantara Indonesia-Malaysia dan menginginkan Indonesia memiliki image yang lebih baik dimata dunia. Apabila ada kesalahan dalam berpendapat, mohon dibenarkan dan diluruskan. thanks!

2 comments:

  1. emang bener banget nar. dari dulu aku jg udah ga suka kan ama negara tetangga itu (as you know) hahaha tapi ga pernah sekali pun aku menjelekkan dalam artian menggunakan hinaan2 langsung. mending pake cara politik de.

    ReplyDelete