Seorang kawan pernah berkata padaku:
Carilah sesuatu yang kau cinta
dan biarkan engkau dibunuh olehnya.
Bukankah itu yang dilakukan oleh setiap kesatria?
Untuk mati di tampat yang mampu ia eja?
Untuk mati di tempat yang ia kerap sapa?
Untuk mati di tempat yang tahu bahwa ia ada?
Harapan pun terkabul meski hadir jauh dari larut.
Langit terpojok lesu hari ini
Seorang kesatria telah gugur di garis idaman
Banyak yang iba
Banyak yang terisak.
Tapi kami tahu ia ada ditempat yang tepat.
Dan yang ia emban bukanlah percuma.
Karena dia melangkah maju bukan hanya untuk esok.
Karena dia melangkah maju bukan hanya untuk sebuah harta.
Karena dia melangkah maju untuk hari ini.
Untuk apa yang disebut sebagai keabadian.
Kebadian telah menyentuh dirinya.
Meski raga kini harus terhantam kelam
Dibaluti dengan isak dan ikhlas
Namun abadi. Ia abadi.
Aku pun iri dan cinta kepadanya.
No comments:
Post a Comment