24 February 2012

Angkot.

Hari ini saya salah jurusan naik angkot. Bila anda salah jurusan naik angkot, nda pasti akan tetap memutar balik dan tidak mungkin berhenti di tempat di angkot yang salah jurusan. Anda pasti akan terus mencari rumah untuk pulang. Hari ini adalah salah satu titik terjenuh dalam hidup saya. Maafkan untuk beberapa teman teman kalau kuping anda terlalu jengah karena saya mengeluh. Jujur, tidak biasanya saya mengeluh sebanyak ini. Tapi lagi lagi, siapa yang tidak mengeluh ketika angkot yang anda naiki menuntun ke arah yang lain? Mungkin anda masih bisa tersenyum bila angkot tersebut ber AC, supir nya Steven Spielberg, kenek angkotnya Butet Kertaradjasa dan disuguhi sebotol jus jeruk. Namun sayangnya yang anda rasakan hanya sesak asap. Sama saja dengan angkot yang menuju rumah. Hanya saja anda berputar putar.

Itu yang saya keluhkan. Saya merasa kesal berputar putar, saya terlalu rindu dengan rumah. Saya hanya ingin pulang dan memutar jalan.

Namun masalahnya,

Saya terlalu takut untuk bilang ke supir angkotnya, "pak saya turun disini saja".

No comments:

Post a Comment