14 July 2010

Konsep Abadi

Kadang aku selalu bertanya pada diri sendiri “kemana ini semua berujung?” ‘kemana ini semua menuju?

Kita hidup dalam selang waktu yang berbeda. Semua Tuhan yang atur dan semua Tuhan yang beri. Dan Ia tawarkan sebuah tawaran yang mengerikan di akhir perjalanan ini, immortality.

Keabadian. Siapa yang mau keabadian? Hidup selama lamanya? Bagiku, itu lebih mengerikan dari segala galanya. Aku kini hidup delapan belas tahun dan beberapa kali mengeluh lelah dengan kehidupan. Ada beberapa orang mengakhiri kehidupannya dengan alasan yang sama. Lelah. Namun mengapa Tuhan menawarkan kita untuk hidup…selamanya?

Hanya saja, kita pasti menginginkan sesuatu yang terbaik dari pilihan buruk. Tuhan menawarkan surga dan neraka. Lebih baik hidup selamanya dalam kegembiraan daripada kesengsaraan bukan? Namun masih, kegembiraan dan kepuasan tidaklah abadi. Surga terdengar fana bagiku. Terkadang malah terdengar menakutkan. Apakah benar ada tempat yang tiada batas? Lalu jika memang tiada batas, kemana kita menuju? Apa tujuan kita?

Mungkinkah suatu hari ketika kita hidup abadi kita akan meminta kepada Tuhan untuk menghilang? Hilang tak berbekas. Semua memori tentangmu dan kamu tidak pernah ada? Sebenarnya, itu lebih mengerikan dari hidup abadi.

Mungkin ini bukan otoritasku untuk bertanya kepadaMu seperti ini. Mungkin ini tak terjawab karena kapasitasku otak ku yang tak seagung milikMu. Dan ini memang buah simalakama. Dimana hidup dan mati, keduanya konsep yang mengerikan.

Aku hanya berharap Tuhan adalah baik. Aku tidak tahu dia sebenarnya baik atau tidak. Kita tidak ada yang benar benar tahu. Siapa yang tahu presiden kita yang tersenyum baik dan membagikan sembako kepada rakyat miskin sebenarnya memiliki agenda dibelakangnya?

Mungkin aku hanya krisis kepercayaan. Duniaku sekarang adalah dunia yang penuh Tanya dan curiga. Maka jangan marah padaku, Tuhan. Aku hanya bertanya, batin dan akal yang Kau ciptakan bertanya. Kemana kita pergi? Kemana kita berujung? Apa tawaran mu sebenarnya? Aku tidak mau menjadi fana, meskipun semuanya kini jauh dari nyata. Pertanyaan ini mengerikan, dan akupun tidak siap untuk mengetahui jawabannya.

No comments:

Post a Comment